Syarat dan syarak harus sejalan untuk memegang gelar DEPATI Alam kerinci
Perbedaan garis keturunan asal kerinci bisa di lihat dari gelar Depati,berbeda dgn daerah-daerah lain sepeti padang bersuku,medan bermarga dan kerinci DEPATI. gelar sangat penting untuk mengetahui keturunan agar tidak terjadi pernikahan sedarah.
"Hilang tambo hilang adat, hilang tutur hilang keluarga"
Didalam satu keturunan Depati Anak batino dan anak jantan
Salah satu akan di tunjuk sebagai pemegang sko dari anak batino dimana peran Depati sangatlah penting " Memakan habis memancung putus" Setiap keputusan harus di ambil oleh Depati
Memegang sko Depati jatuh pada anak jantan(anak laki-laki)
Kata pepatah adat alam kerinci:
"Licin bertongkat,kelam bersuluh,hujan berpayung"
Setiap urusan anak batino harus di urus oleh Depati
Syarat utama untuk menjadi DEPATI dan pemuka adat lainnya Di sakti alam kerinci adalah bahwa seorang pemimpin harus cerdas dan bertanggungjawab, pandai mengumpulkan yang tasirak memungut yang tercecer, mengusai yang kusut, memadu yang renggang, manguleh panjang mengampuh liba. Maka haruslah dipegang orang yang berkualitas menurut hukum adat
Cepat kaki ringan tangan dalam mengatasi segala kesulitan anak kemenakan, pandai mengasung mengarah anak kemenakan, ia tak ubahnya seperti bapak yang baik. Maka untuk menjadi depati dan nenek mamak sebagai pemangku adat telah ditentukan syarat-syaratnya oleh hukum adat alam kerinci pemimpin umpama ayam
syarat untuk menjadi DEPATI antara lain adalah sebagai berikut:
1. Simbai Ikounyo ( Kembang ekor nya )
Artinya: kembang ekornya, ekornyo lah simbai. Ibarat ayam jantan yang akan berlaga di gelanggang, ia mengembangkan ekornya sewaktu akan menyerang. Tidak kuncup ketakutan. Sehingga yang diangkat jadi Depati itu adalah orang yang gagah berani menegakkan kebenaran, dia berani berkorban, berani menyabung nyawa. Ini adalah simbol orang dewasa dan berakal, punya pandangan baik jauh ke depan dan bisa diharapkan oleh masyarakat untuk mengurus anak negeri. Kerena dengan akalnya dia bisa mengumpulkan segala potensi yang tersirak menjadi suatu kekuatan untuk membangun negeri, dan membuat kemajuan untuk negeri yang semakin lama semakin baik, menguleh supayo jadi panjang mangampuh supayo jadi liba, dalam mengurus masyarakat dan kampung.
2. Nyaring Kukoknyo ( tajam kokok nya )
Artinya: perintah dipatuhi, nasehat dituruti. Pandai berbicara, pintar berbahasa, cerdik cendikia, berpikiran luas, Dulu tidak melintang tapak, kedian (dibelakang) tidak memijak tumit. Tahu ireng dengan gendeng, tahu dahan yang menimpa, tahu ranting yang melecut, arif bijaksana. Ini adalah simbol orang telah dewasa dan cerdas serta pandai mengurus masyarakat dan pandai berunding dengan siapa saja, dituruti perintahnya sebab ia punya kewibawaan dan ketenaran yang mungkin akibat dari kepintaran luas ilmunya atau karena segala kebaikan yang atas jasanya dan dimilikinya sehingga ia dikenal orang, karena kepada adat diperlukan orang yang pandai berbicara.
3. Runcing Tajinyo
Artinya: tegas dan tangkas, berilmu dan berpengetahuan, teratur dengan perbuatan, banyak bekerja dari berbicara. Berpandangan jauh, berwibawa dan berwatak dalam kepemimpinan. Ini adalah simbol orang yang berani dan tegas untuk berbuat yang baik dan berani melindungi anak kemenakan yang benar, barani menegakkan keadilan, berani membuat perubahan menuju kebaikan, maka dia diharap punya pendirian yang kokoh teguh tidak dapat dipengaruhi berbagai godaan.
4. Kembang Kepaknyo ( kembang sayap nya)
Artinya: berlaku adil dalam memutuskan perkara. Tidak memihak pada siapa pun, tidak berat sebelah dalam menghakimi. Tibo di mato tidak dipicingkan, tibo di perut tidak dikempiskan. Tidak menegak benang basah, tidak menohok kawan seiring, tidak bersembunyi dalam lipatan. Dengan sayapnyo yang kembang, dia harus melindungi segala kebenaran. Pandai membagi dan mengiro, tahu raso dan pareso. Ini adalah simbol orang yang ekonomi baik dan memadai untuk keluarganya, dan diharapkan tidak hidup dengan meminta kepada orang lain, sehingga dia “tidak berumo jauh bertalang suluk”. Lapang kehidupan “Siap berlapik cabik, batungku jarang, babakul cengeh”.menerima anak keponakan, dia adalah tempat orang mengadukan nasib, dia siap menolong anak kemenakan, bisa berlaku adil dalam segala hal, tampak kuah laju tidak batampuh, tampak cabe laju tidak berhenti, tibo diduri tidak dipijak tibo di papan tidak berentak, dan tidak memalukan sanak keluarga dan anak negeri.
5. Lapang Dadonyo ( Besar dada nya )
Artinya: buruk dan baik diterima dengan hati terbuka berlapang dada. Tidak pemarah, tidak pula menunduk. Semua harus bisa diselesaikan dengan baik, dengan bijaksana dan dengan kerarifan. Tidak ada kusut yang tak terselesaikan, tak ada keruh yang tak terjernihkan. Ini adalah simbol kesabaran, tidak memutuskan perkara yang belum tentu ujung dengan pangkal. Sabar menyelesaikan masalah dalam keluarga, rumah tangga, dalam masyarakat dan negeri.
6. Nyalang Matonyo ( Tajam mata nya )
Artinyo: setiap saat meneliti kondisi dan situasi dalam negeri. Datang siang datang malam, mengetahui larek yang berjejer, balai dan rami, mengetahui pematang nan belantak. Dia harus tahu segala sesuatunya di lorong kampung. Ini adalah orang selalu siap bertugas sesuai dengan situasi dan kondisi, punya wawasan yang luas, berusaha memajukan negeri, cepat mengetahui segala kesulitan yang terjadi dilarik lajou, ninek mamak wilayahnya, dan segera mengatasinya. Maka diharapkan bisa memperhatikan segala yang baik untuk kemajuan negeri, baik bersifat pisik maupun berupa pembangunan atau bersfiat mental spritual mendidik anak negeri agar hidup semakin lama semakin baik.
7. Gedang Paruhnyo
Artinya: tempat berunding, tempat meminta nasehat dan tempat mengadu. Suka mengajak suka diajak untuk segala kebaikan. Selalu mempelajari alam dan sesuatu untuk menambah pengetahuan dan ilmu. Sanggup mengisi adat menuang lembago. Patuh pado peraturan, menurut kehendak orang banyak. Memerintah menurut jalan yang telah diatur. Ini adalah simbol orang yang berilmu bisa berkata sopan dan lemah lembut memberi nasehat tetapi tegas dalam sikap. Bisa mengarah anak kemenakan, kalau tidak mengerti ia meminta pendapat orang lain. Yang penting urusan anak panakan selesai dengan baik, serta pandai berunding dan berdiplokasi dengan orang lain sehingga baik hasilnya.
8. Kuat Kakinyo
Artinya: sehat badan sehat pikiran, kalau boleh kuat pula ekonominya. Sehat rohani sehat jasmani. Dengan arti lain cacatnyo kecik sekali, sehingga dio akan dapat memerintah anak negeri dengan baik dan sempurna, karena masalah pribadinya sedikit sekali. Ini adalah simbol orang yang bertekat kuat berusaha kuat berjuang untuk kebaikan, sehat ekonominya serta banyak pula keluarganya yang berado dan cerdik cendikio. Bisa membantu sebagai penopang tugasnya agar terlaksana dengan baik, patuh kepada hukum adat dan malu berbuat salah ‘agar tidak jatuh di pemanjat hanyut di paminteh”.
9. Bintik Bulunyo
Artinya: ayam berbulu bintik dimaksudkan berasal dari keturunan yang jelas, berasal dari keturunan dan keluarga yang baik. Jelas asal-usul, jelas alou dan patut yang nak diturut. Disamping itu, baik kelakuannyo, baik budinyo, dan juga gagah tampangnyo. Ini adalah simbol orang jelas keturunan dari pihak bapak atau dari pihak ibu serta keluarga yang baik, atau orang bangsawan atau orang yang punya garis biru sebagai keturunan yang jelas, yang penyantun, baik pula laku perangainya shingga disenangi orang karena budinya “yang kurik ialah kendi yang merah ialah sago, yang baik iyolah budi yang indah adalah baso”, sebab ia bisa menjadi bapak dari segalo kaum dan masyarakat.
Syarat dan syarak harus sejalan.
Bahwa jarinyo dan cakarnyo lah tajam, adalah simbol bahwa orang yang kuat berusaha mencari nafkah hidup, dan memilah agar sesuatu bisa bermanfaat dan penyayang kepada anak kemenakannya, terjauh dari sifat kikir, diharapkan bisa bertungku jarang berbakul cengeh, siap menerima tamu untuk kepentingan anak kemenakan dan anak negeri.